LEGUMINOSA



LEGUMINOSA



Leguminosa merupakan suatu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak yang termasuk ke dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua (Purbajanti, 2013). Leguminosa mempunyai kemampuan dalam hal mengikat (fiksasi) nitrogen secara langsung dari udara karena pada bagian akar dan batangnya bersimbiosis dengan bakteri rhizobium. Beberapa jenis leguminosa memiliki bentuk daun trifoliate (satu tangkai terdiri dari tiga daun) dan daun (satu tangkai terdiri dari banyak daun), leguminosa juga mempunyai bunga dengan berbagai bentuk yaitu berbentuk kupu-kupu dan berbentuk bulat. Leguminosa memiliki akar tunggang yang dapat menembus secara jauh ke dalam tanah sehingga sering digunakan untuk reboisasi dan perbaikan tanah  (Nugroho, 2010).
Syarat tumbuh leguminosa yaitu pada daerah tropis dengan batas lintang 23,5 LU – 23,5 LS, dengan temperatur rata-rata harian 23dan mempunyai kelembabab yang tinggi (Purbajanti, 2013). Pergantian musim dari hujan ke kemarau maupun sebaliknya dapat mengakibatkan terbatasnya jenis legum yang dapat tumbuh, namun terdapat beberapa legum yang masih dapat tumbuh dengan baik dalam keadaan apapun (Nugroho, 2010).
Leguminosa mempunyai sifat yang berbeda dengan rumput-rumputan, leguminosa mengandung protein, kalsium dan fosfor dalam jumlah yang tinggi sehingga cocok diberikan kepada ternak (Prawiradiputra, 2011). Berdasarkan jenisnya leguminosa dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak seperti jenis kacang-kacangan yang biasa dikonsumsi, sebagai hijauan pakan ternak (Mimosaceae) seperti kalopo, sentro dan kacang gude serta sebagai tanaman multi fungsi yang selain digunakan sebagai bahan pangan dan pakan dapat juga digunakan sebagai pagar, pelindung dan penahan erosi contohnya yaitu Gliricidea maculate dan Albazia falcate (Nugroho, 2010).
Berdasarkan bentuknya, leguminosa dapat dikategorikan menjadi 3 macam yaitu leguminosa pohon, perdu dan semak yang masing-masing mempunyai ciri yang berbeda (Prawiradiputra, 2011). Leguminosa pohon mempunyai ciri-ciri yaitu batangnya berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5 meter seperti Gliricidia sepium dan Leucaena leococephala, leguminosa perdu mempunyai ciri yang hampir sama dengan leguminosa pohon namun pada leguminosa perdu tingginya kurang dari 1,5 meter contohnya yaitu Indigofera arrecta, Desmanthus vergatus dan Flemingia congesta serta bentuk leguminosa yang terakhir yaitu semak, leguminosa semak merupakan leguminosa yang tidak berkayu, tumbuh memanjat dan merambat contohnya yaitu Centrosema pubescens, Peuraria phaseoloides dan Calopogonium mucunoide (Nugroho, 2010).
Leguminosa pohon dan perdu merupakan jenis tanaman yang potensial digunakan sebagai hijauan pakan sumber protein pada ternak ruminansia di daerah tropis karena memiliki kemampuan dalam mempertahankan protein sepanjang tahun (Nugroho, 2010). Leguminosa pohon dan perdu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium dan kalsium (Prawiradiputra, 2011). Leguminosa pohon mempunyai 4 peranan penting yaitu mempunyai kualitas nutrisi dan kecernaan yang tinggi, dapat meningkatkan kualitas ransum dan meningkatkan pertumbuhan mikroba, sumber by pass protein (protein yang lolos degradasi rumen) yang meningkatkan status protein hewan dan sebagai sumber vitamin dan mineral guna melengkapi kekurangan dalam bahan pakan basal (Nugroho, 2010).
Berbeda halnya dengan leguminosa semak, leguminosa semak diketahui mampu memperbaiki pengolahan sumber daya lahan pertanian yang biasa digunakan sebagai pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki kesuburan tanah dan dapat menekan pertumbuhan gulma (Nugroho, 2010). Salah satu contoh dari leguminosa semak yaitu sentro, sentro termasuk ke dalam jenis hijauan yang disukai oleh ternak, selain hal tersebut sentro juga memiliki kandungan protein dan serat kasar yang tinggi yaitu 23,6% dan 31,6% (Prawiradiputra, 2011). Contoh leguminosa semak lainnya yaitu Calopogonium mucunoides yang dapat tumbuh dengan baik bersamaan dengan semua jenis rumput tropis, dapat tumbuh dengan cepat sehingga akan menekan pertumbuhan gulma, tumbuhnya menjalar dan membelit.

DAFTAR PUSTAKA



Nugroho, H. D. 2010. Pengaruh Introduksi Leguminosa pada Pastura Brachiaria Humidicola terhadap Performa Induk Bunting dan Anak Domba Di Up3 Jonggol. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. (Skripsi)

Prawiradiputra, B. R. 2013. Tanaman pakan untuk menunjang rehabilitasi peternakan di lereng gunung merapi. J. WARTAZOA. 21 (4): 171-178.

Purbajanti, E. 2013. Rumput dan Legum sebagai Hijauan Makanan Ternak. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis-jenis Itik

Stocking Rate