BOTANICAL COMPOSITION
Botanical
Composition atau komposisi botani merupakan suatu
proporsi spesies tanaman terhadap seluruh tanaman yang tumbuh bersamaan pada
suatu padang penggembalaan maupun pastura (Marga, 2016). Komposisi botani pada
suatu padang penggembalaan dapat menentukan mutu hijauan pakan sehingga
diperlukan adanya suatu analisis (Yoku dkk., 2015). Analisis komposisi botani
merupakan suatu metode untuk menggambarkan adanya spesies-spesies tumbuhan
tertentu serta proporsinya dalam suatu ekosistem padangan.
Hijauan yang biasanya
terdapat dalam suatu padang penggembalaan terdiri dari berbagai jenis rumput
dan leguminosa yang tahan terhadap injakan. Padang penggembalaan yang memiliki
banyak spesies hijauan seperti rumput dan leguminosa dengan mutu yang baik
dapat meningkatkan kualitas hijauan pakan yang dihasilkan (Marga, 2016). Komposisi
botani yang terdapat pada suatu padang penggembalaan maupun pastura sangat
dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu kesuburan tanah, jenis hijauan yang
digunakan dan ketersediaan air (Yoku dkk., 2015).
Jenis hijauan yang
digunakan untuk padang penggembalaan biasanya jenis rumput maupun leguminosa
yang tahan terhadap injakan serta sering dijumpai juga adanya gulma. Perbandingan
antara rumput dan leguminosa yang digunakan harus seimbang (Praptiwi, 2017). Saat
terdapat salah satu komposisi botani yang mengganggu tumbuhnya tanaman utama,
maka komposisi botani yang ada harus diberantas agar tidak menurunkan mutu dari
tanaman utama khususnya gulma yang ada sehingga diperlukan adanya suatu
analisis secara intens (Marga, 2016).
Kombinasi botani yang
akan digunakan dalam suatu padang penggembalaan biasanya diseleksi terlebih
dahulu melalui seleksi spesies dan tingkat adaptasi hijauan terhadap kondisi
tanah (Marga, 2016). Upaya tersebut dilakukan guna menghindari adanya kerusakan
maupun kematian pada hijauan yang diakibatkan oleh faktor penghambat seperti
iklim, spesies tanaman dan kesuburan tanah yang ada. Kombinasi botani dilakukan
guna menghasilkan input yang lebih positif dibanding dengan hanya menananam
satu hijauan saja. Contohnya pada kombinasi antara rumput dan leguminosa,
leguminosa dalam hal ini berperan dalam penyediaan nutrisi yang lebih komplit
khususnya protein, fosfor dan kalsium sedangkan rumput berperan dalam
menyediakan bahan kering serta energi yang lebih banyak (Yoku dkk., 2015).
Jenis hijauan yang
dianggap lebih tepat ketika ditanam di padang penggembalaan contohnya yaitu rumput
bracharia. Rumput bracharia merupakan jenis rumput yang
lebih tahan terhadap kondisi tanah yang kurang subur, tahan terhadap perubahan
lingkungan yang terjadi dan tahan terhadap renggutan (Jarmani dan Haryanto,
2015). Rumput bracharia juga dikenal
sebagai rumput yang memiliki produktivitas tinggi sehingga dapat menunjang
ketersediaan hijauan yang terdapat pada padang penggembalaan (Marga, 2016).
Komposisi botani yang
ada pada suatu padang penggembalaan juga memerlukan adanya suatu perbaikan guna
mempertahankan kualitas padang penggembalaan yang ada. Salah satu upaya
perbaikan yang dilakukan yaitu melalui perbaikan vegetasi dengan memperhatikan
kompososi antara rumput dengan leguminosa yang ada (Yoku dkk., 2015). Perbaikan
lain yang harus diperhatikan yaitu berupa ketersediaan sumber air yang ada, pemberian
pupuk dan manajemen penggembalaan yang ada (Jarmani dan Haryanto, 2015).
Ketersediaan sumber air
harus diperhatikan dalam komposisi botani karena air menjadi suatu hal yang sangat vital
dalam pertumbuhan suatu komposisi botani yang ada. Ketika ketersediaan air
tidak tercukupi maka dapat mengakibatkan terjadinya kekeringan yang berdampak
pada penurunan produktivitas hijauan bahkan dapat mengakibatkan kematian
(Marga, 2016). Penyiraman yang dilakukan pada hijauan harus dilakukan secara
tepat dan rutin (Jarmani dan Haryanto, 2015). Tepat dalam hal ini yaitu tidak
terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit dalam penyiramannya karena apabila
dilakukan penyiraman secara berlebih maka dapat mengakibatkan kebusukan pada
hijauan namun apabila penyiraman yang dilakukan kurang maka dapat mengakibatkan
kekeringan.
DAFTAR
PUSTAKA
Jarmani,
S. N dan B. Haryanto. 2015. Memperbaiki produktivitas hijauan pakan ternak
untuk menunjang kapasitas padang penggembalaan kerbau di kabupaten Kampar Riau.
J. Pastura. 4 (2): 95-99.
Marga, A. 2016. Evaluasi kapasitas tampung dan komposisi
botani di perkebunan kelapa sawit
provinsi Lampung. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. (Skripsi)
Praptiwi, I. I., D. S. Susanti, A. T. Damayanti, Y.
Mangera dan N. Umami. 2017. Potensi berbagai jenis vegetasi sebagai hijauan
pakan ternak di padang penggembalaan kampung sota, kabupaten Merauke. 7 (1):
15-24.
Yoku, O., A. Supriantono, T. Widayati dan I. Sumpe. 2015.
Komposisi botani dan persebaran jenis-jenis hijauan lokal padang pengembalaan alam di Papua Barat. J.
Pastura. 4 (2): 62-65.
Komentar
Posting Komentar