Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

LEGUMINOSA

Gambar
LEGUMINOSA Leguminosa merupakan suatu jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai sumber pakan ternak yang termasuk ke dalam jenis tanaman dikotil atau berkeping dua (Purbajanti, 2013). Leguminosa mempunyai kemampuan dalam hal mengikat (fiksasi) nitrogen secara langsung dari udara karena pada bagian akar dan batangnya bersimbiosis dengan bakteri rhizobium. Beberapa jenis leguminosa memiliki bentuk daun trifoliate (satu tangkai terdiri dari tiga daun) dan daun (satu tangkai terdiri dari banyak daun), leguminosa juga mempunyai bunga dengan berbagai bentuk yaitu berbentuk kupu-kupu dan berbentuk bulat. Leguminosa memiliki akar tunggang yang dapat menembus secara jauh ke dalam tanah sehingga sering digunakan untuk reboisasi dan perbaikan tanah   (Nugroho, 2010). Syarat tumbuh leguminosa yaitu pada daerah tropis dengan batas lintang 23,5   LU – 23,5   LS, dengan temperatur rata-rata harian 23 dan mempunyai kelembabab yang tinggi (Purbajanti, 2013). Pergantian musim dari hujan

BOTANICAL COMPOSITION

BOTANICAL COMPOSITION Botanical Composition atau komposisi botani merupakan suatu proporsi spesies tanaman terhadap seluruh tanaman yang tumbuh bersamaan pada suatu padang penggembalaan maupun pastura (Marga, 2016). Komposisi botani pada suatu padang penggembalaan dapat menentukan mutu hijauan pakan sehingga diperlukan adanya suatu analisis (Yoku dkk., 2015). Analisis komposisi botani merupakan suatu metode untuk menggambarkan adanya spesies-spesies tumbuhan tertentu serta proporsinya dalam suatu ekosistem padangan. Hijauan yang biasanya terdapat dalam suatu padang penggembalaan terdiri dari berbagai jenis rumput dan leguminosa yang tahan terhadap injakan. Padang penggembalaan yang memiliki banyak spesies hijauan seperti rumput dan leguminosa dengan mutu yang baik dapat meningkatkan kualitas hijauan pakan yang dihasilkan (Marga, 2016). Komposisi botani yang terdapat pada suatu padang penggembalaan maupun pastura sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan yaitu kesuburan tan

Carrying Capacity

Carrying Capacity Carrying capacity atau kapasitas tampung merupakan jumlah hewan yang dapat bertahan pada suatu lingkungan (berupa padang penggembalaan) dalam jangka panjang tanpa menimbulkan adanya suatu kerusakan lingkungan (Moniaga, 2011). Kapasitas tampung akan menunjukkan kemampuan suatu lingkungan guna mendukung kehidupan hewan yang sangat bergantung pada biomas (bahan organik tumbuhan) yang tersedia pada suatu lingkungan (Nugraha dkk., 2013). Carrying capacity dapat juga diartikan sebagai kemampuan suatu lingkungan guna menunjang kehidupan suatu makhluk hidup secara optimum dalam jangka waktu panjang (Nugraha dkk., 2013). Kapasitas tampung yang dimaksud dalam hal ini adalah ketersediaan pakan ternak baik yang berupa rumput maupun leguminosa guna mencukupi ternak dalam jangka panjang (Suhaema dkk., 2014). Lahan penggembalaan yang terdapat di Indonesia sering sekali mengalami kerusakan yg mana hal tersebut dapat diakibatkan oleh faktor internal dan faktor eks

Stocking Rate

Stocking Rate Tekanan penggembalaan (stocking rate) adalah jumlah ternak per satuan luas padang penggembalaan yang mana tekanan penggembalaan dapat mencerminkan suatu kapasitas tampung yang ada pada suatu padang penggembalaan (Rauf, 2015). Guna terciptanya suatu tekanan penggembalaan yang baik maka diperlukan adanya padang penggembalaan yang terpelihara dan terhindar dari erosi dengan cara mengatur tata laksana penggembalaan yang baik serta dapat menentukan kapasitas penggembalaan dengan baik (Siregar, 2008). Tekanan penggembalaan sangat diperlukan guna mengetahui kemampuan suatu padang penggembalaan dalam menampung sejumlah ternak guna kebutuhan hijauan pada ternak dapat tercukupi dengan baik (Siregar, 2008). Tekanan penggembalan berkaitan dengan jenis ternak yang digembalakan, produksi hijauan rumput, musim dan luas padang penggembalaan, yang mana semuanya akan saling berkaitan guna tercapainya tekanan penggembalaan yang seimbang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu r