Ekonomi Makro
Ekonomi
Makro
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua
yaitu ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Dibawah ini perbedaan dari ekonomi mikro dan ekonomi
makro.
a. Ekonomi Makro
Ilmu ekonomi makro
mempelajari variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan).
Variabel-variabel tersebut antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja
dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi,
maupun neraca pembayaran internasional.
Ilmu
ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama sebagai berikut :
· Sejauh mana berbagai sumber daya
telah dimanfaatkan di dalam kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah
dimanfaatkan keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih
ada sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam keadaan under
employment atau terdapat pengangguran/belum berada pada posisi kesempatan
kerja penuh.
· Sejauh mana perekonomian dalam
keadaan stabil khususnya stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang
cenderung menurun dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya
terjadi deflasi.
· Sejauh mana perekonomian mengalami
pertumbuhan dan pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang
membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam distribusi pendapatan
terdapat trade off maksudnya bila yang satu membaik yang lainnya
cenderung memburuk.
b. Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro
mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan,
rumah tangga. Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat kepuasan
yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan kombinasi konsumsi
atau produksi yang optimum bersama dengan individu-individu lain akan
menciptakan keseimbangan dalam skala makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan Ekonomi Mikro dan Ekonomi
Makro :
Dilihat
dari
|
Ekonomi Mikro
|
Ekonomi Makro
|
Harga
|
Harga
ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
|
Harga
adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
|
Unit analisis
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomi secara individual. Contohnya permintaan dan
penawaran, perilaku konsumen, perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan
laba atau rugi perusahaan
|
Pembahasan
tentang kegiatan ekonomisecara keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional,
pertumbu8han ekonomi, inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.
|
Tujuan analisis
|
Lebih
memfokuskan pada analisis tentang cara mengalokasikan sumber daya agar dapat
dicapai kombinasi yang tepat.
|
Lebih
memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan ekonomi terhadap
perekonomian secara keseluruhan
|
c.
Fokus Ekonomi Makro
1. Stabilitas
Harga
Stabilitas Harga (Price Stabilization) adalah tindakan mempertahankan suatu harga
barang atau jasa pada tingkat tertentu yang dilakukan oleh pemerintah pada saat
tingkat laju inflasi yang tinggi sebagai upaya dalam menstabilkan harga barang
dan jasa tersebut selama peiode tertentu.
2. Pengangguran
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan
kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum
mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja contohnya ibu rumah
tangga, siswa sekolah smp dan sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan sebagainya
yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.
3. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran
masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai
masalah makro ekonomi dalam jangka panjang (Sadono Sukirno, 1994;10).
4.
Neraca Pertumbuhan
Sering terjadinya ketimpangan dalam neraca
pembayaran.
d. Tujan Ekonomi Makro
1. Terciptanya tingkat kesempatan kerja yang tinggi à tingkat pengangguran
rendah
2. Peningkatan kapasitas produksi nasional yang
tinggià
berkembangnya investasi.
3. Pertumbuhan ekonomi dan Pendapatan nasional yang
tinggi à
pendapatan
per kapita tinggi.
4. Keadaan perokonomian yang stabil à terutama harga2 barang
5. Neraca pembayaran yang luar negri yang seimbang à transaksi ekonomi
dengan
luar negri
6. Distribusi pendapatan yang merata.
e. Analisis Makro Ekonomi
Masalah Makro Ekonomi utama yang selalu dihadapi
suatu negara adalah :
1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
1. Masalah Pertumbuhan Ekonomi
2. Masalah Ketidakstabilan Ekonomi
3. Masalah Pengangguran dan Inflasi
4. Masalah perdagangan dan neraca pembayaran
·
Alat Pengamat
Kegiatan Ekonomi :
1. Pendapatan Nasional
Data Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
3. Tingkat perubahan harga harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan, dan neraca pembayaran.
Neraca Perdagangan : Menggambarkan nilai ekspor dan impor barang serta perbedaannya dalam periode tertentu
Neraca Pembayaran : Informasi yang menunjukkan aliran ke luar masuk keuangan diantara satu negara dengan negara lain.
1. Pendapatan Nasional
Data Pendapatan Nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu tahun tertentu.
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
3. Tingkat perubahan harga harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan, dan neraca pembayaran.
Neraca Perdagangan : Menggambarkan nilai ekspor dan impor barang serta perbedaannya dalam periode tertentu
Neraca Pembayaran : Informasi yang menunjukkan aliran ke luar masuk keuangan diantara satu negara dengan negara lain.
f. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah ukuran nilai output
berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu Negara dalam periode tertentu atau
jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu Negara
dalam satu tahun.
Tujuan dari Perhitungan Pendapatan Nasional :
1.
Mendapatkan
gambaran tentang :
-
Tingkat
ekonomi yang telah dicapai
-
Nilai
output yang diproduksi
-
Komposisi
pembelanjaan agregat
-
Sumbangan
dari berbagai Sektor perekonomian
-
Tingkat
kemakmuran yang dicapai
2.
Membuat
prediksi tentang perekonomian negara pada masa yang akan datang. Prediksi ini
dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di
masa depan.
3.
Merumuskan
perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang.
Pentingnya Pemahaman Pendapatan Nasional :
1.
Besarnya
output nasional à Gambaran tentang seberapa efisien sumber daya
yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uang dan kemampuan
kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa.
Secara
umum, makin besar pendapatan nasional suatu Negara, semakin baik efisiensi
alokasi sumber daya ekonominya.
2. Besarnya
output nasional à
Gambaran tentang produktivitas dan tingkat kemakmuran suatu negara.
Alat ukur yang
disepakati tentang tingkat kemakmuran adalah output nasional perkapita.
Nilai output
perkapita diperoleh dengan cara membagi besarnya output nasional dengan jumlah
penduduk pada tahun yang bersangkutan à jika angka output
perkapita makin besar, tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi.
3. Besarnya output nasional à gambaran tentang masalah-masalah struktural
(mendasar) yang dihadapi suatu perekonomian. à Jika sebagian besar output nasional dinikmati
oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai
masalah dengan distribusi pendapatannya à distribusi pendapatan à
Gini rasio
Konsep Pendapatan Nasional :
1.
Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk
Domestik Bruto (Gross Dometic Product) merupakan
jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di
dalam batas wilayah suatu negara atau domestic selama satu tahun. Baik dari
warga negara yang bersangkutan maupun warga negara lain yang berdomisili di
negara tersebut.
Rumus :
GDP = Pendapatan
Masyarakat Dalam Negri + Pendapatan Asing Dalam Negri
Contoh :
Ahmad seorang Warga Negara Indonesia
bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp. 2.000.000,- sedangkan Justin adalah
seorang warga negara asing yang bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp.
3.000.000,-
Maka, GDP = Rp. 2.000.000,- + Rp.
3.000.000,-
= Rp. 5.000.000,-
PDB à tidak selalu mencerminkan ukuran kesejahteraan sosial suatu negara
PDB hanya mengukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana struktur serta perkembangannya antar waktu. Untuk mengukur kemakmuran suatu negara, PDB merupakan indikator yang cukup baik. Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi.
PDB hanya mengukur berapa banyak output yang diproduksi di suatu negara dan bagaimana struktur serta perkembangannya antar waktu. Untuk mengukur kemakmuran suatu negara, PDB merupakan indikator yang cukup baik. Akan tetapi, kesejahteraan suatu negara lebih kompleks dari hanya sekedar pendapatan yang tinggi.
PDB tidak
mencerminkan pemerataan pendapatan. Nilai PDB suatu negara tidak dapat
menunjukkan apakah pendapatan nasional tersebut terbagi secara merata diantara
penduduknya atau tidak. Beberapa negara mengalami ketimpangan ekonomi yang
besar dengan sebagian kecil penduduk menikmati sebagai besar PDB.
Indikator lain à untuk melengkapi data PDB yang menunjukan ketimpangan yang terjadi, adalah
Koefisien Gini Rasio. Jika koefisien gini rasio bernilai 0 menandakan
pemerataan sempurna, sedangkan jika koefisien gini rasio bernilai mendekati 1
berarti terjadi ketimpangan.
PDB berdasarkan Harga berlaku dan Harga Konstan:
1. Berdasarkan harga konstan/tetap per tahun dasar (Base
Year Price) à menghilangkan inflasi, nilai real/nyata. IHK (Indeks Harga Konsumen) =
100
- Berdasarkan harga berlaku (Current Year price) à berdasarkan harga sekarang (kenaikan harga
diperhitungkan)
Rumus
:
PDBHb
=
IHK
=
Contoh
:
Jenis
barang x pada tahun 2000 seharga Rp. 4.500,- sedangkan indeks pada tahun dasar
1980 seharga Rp. 2.500,- berapa indeks harga konsumen?
Maka,
IHK =
=
= 180
2.
Produk Nasional Bruto (Gross
National Product)
Merupakan nilai produk berupa barang
dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu
tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan di
luar negri.
Rumus :
GNP = Pendapatan
WNI Dalam Negri + Pendapatan WNI Luar Negri – Pendapatan Asing Dalam Negri
Contoh :
Ahmad seorang Warga Negara Indonesia bekerja
di Indonesia dengan pendapatan Rp. 2.000.000,- Justin adalah seorang warga
negara asing yang bekerja di Indonesia dengan pendapatan Rp. 3.000.000,-
sedangkan, Imelda merupakan Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negri
dengan pendapatan 1.500.000.
Maka, GNP = 2.000.000 + 1.500.000 – 3.000.000
= 500.000
3.
Produk Nasional Netto (NNP)
Rumus :
NNP = GNP – Depresiasi (Penyusutan
Barang Modal)
Penyusutan adalah penggantian barang modal bagi peralatan
produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya bersifat taksiran, sehingga
dapat menimbulkan kekeliruan meskipun relatif kecil.
Contoh :
Pada
tahun 2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 milliar rupiah dan
depresiasi/penyusutan sebesar 104.337,9 milliar.
Maka:
NNP = 2.007.191,1 −
104.337,9 = 1.902.853,2 milliar
4. Pendapatan Nasinal Netto (NNI)
Pendapatan
Nasional Neto (Net National Income) merupakan pendapatan yang dihitung
menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor
produksi.
Rumus :
NNI = NNP – Pajak Tidak Langsung
Pajak
tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak hadiah, pajak penjualan, dll.
Contoh :
Pada tahun
2003 GNP Indonesia atas dasar harga berlaku 2.007.191,1 M dan
depresiasi sebesar 104.337,9 M.
Maka, NNP = 2.007.191,1 −
104.337,9 = 1.902.853,2 milliar
5.
Pendapatan Perseorangan (PI)
Pendapatan
perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan yang diterima
oleh setiap orang dalam masyarakat, temasuk pendapatan yang diperoleh tanpa
melakukan kegiatan apapun. Misalnya gaji seorang pegawai negri, maupun
pendapatan pengusaha yang didapatkan secara berantai.
Rumus :
PI = NNI –
Pajak Perusahaan – Iuran – Laba Ditahan + Transfer Payment
Transfer Payment adalah penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa
produksi, melainkan diambil sebagian dari pendapatan nasional tahun lalu.
Seperti pembayaran dana pensiunan, tunjangan pengangguran, dan sebagainya.
6. Pendapatan yang Siap Dibelanjakan
Disebut
juga dengan Disposible Income yaitu pendapatan yang siap untuk
dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi
tabungan yang disalurkan menjadi investasi.
Rumus :
DI = PI –
Pajak Langsung
Pajak
langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,
seperti pajak pendapatan.
è Penjelasan tentang Pendapatan
Nasional dapat dibuat urutan :
GDP > GNP > NNP > NNI > PI
> DI
Manfaat mempelajari Pendapatan Nasional :
1. Mengetahui
tentang struktur perekonomian suatu negara
2. Membandingkan
keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar daerah atau antar provinsi
3. Membandingkan
keadaan perekonomian suatu negara
4. Membantu
merumuskan kebijakan pemerintah
g. Tenaga Kerja dan Pengangguran
Tenaga
Kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara
lain mereka yang sudah bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang
bersekolah dan mereka yang mengurus rumah tangga
(Riongga dan Firdaus,
2007 : 2).
Angkatan Kerja adalah setiap
orang yang memiliki pekerjaan, baik yang benar-benar sedang bekerja, ataupun
yang sedang berhenti bekerja sementara dikarenakan berbagai alasan (seperti
petani yang tidak bekerja karena hujan, pegawai yang sedang cuti, dll). Selain
itu, angkatan kerja juga mencakup setiap orang yang memiliki kemampuan dan
kemauan untuk bekerja yang sedang berusaha untuk mendapatkan lapangan
pekerjaan.
Bukan angkatan kerja merupakan
setiap orang yang sedang menempuh pendidikan, mengurus rumah tangga, lanjut usia,
cacat jasmani, dan setiap orang yang tidak melakukan kegiatan apapun yang dapat
digolongkan sebagai sebuah pekerjaan.
Informasi
untuk Menentukan Angkatan Kerja :
1.
Jumlah penduduk usia 10 tahun keatas à penduduk usia kerja
2.
Jumlah
penduduk usia 10 tahun keatas tapi tidak bekerja à bukan angkatan kerja (pelajar,
mahasiswa, ibu rumah tangga).
Tingkat partisipasi angkatan kerja
adalah perbandingan antara angkatan kerja dengan penduduk usia kerja.
Contoh :
Dalam suatu perekonomian penduduk usia
kerja 14.891.761 orang, yang tergolong angkatan kerja 9.124.458 orang dan
sebanyak 8.528.571 orang mempunyai pekerjaan. Berapa TPK (Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja) dan berapa jumlah pengangguran?
Maka, TPK = Angkatan Kerja x
100
Penduduk Usia Kerja
= 9.124.458
x 100
14.891.761
= 61,3
Pengangguran = Angkatan Kerja – Orang yang bekerja
= 9.124.458 - 8.528.571
= 595.887
orang
h. Metode Penghitungan Pendapatan
Nasional
Ada 3 metode, yaitu :
1. Pendekatan Produksi (Value Added Approach), adalah nilai
tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi. Metode ini digunakan untuk
menghitung pendapatan nasional dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang
diwujudkan oleh perusahaan-perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam
perekonomian (Eko dan Yuli, 2009). Nilai produksi suatu Sektor menggambarkan
nilai tambah yang diwujudkan oleh suatu Sektor tersebut.
Ada sembilan
Sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Sektor
Primer :
a. Pertanian,
Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
b. Pertambangan
dan Penggalian
2. Sektor
Sekunder :
a. Industri
Pengolahan
b. Listrik, air
dan gas
c. Bangunan
3. Sektor
Tersier
a. Perdagangan,
Hotel dan Restoran
b. Pengangkutan
dan Telekomunikasi
c. Jasa
lain-lain
Rumus :
Y = [(Q1 X P1) +
(Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
Keterangan :
Y =
Pendapatan Nasional
Q =
Kuantitas
P = Harga
Contoh
Perhitungan :
Tahap
Produksi
|
Nilai
Jual/Unit
|
Nilai
Tambah/Unit
|
Gandum
|
500
|
500
|
Tepung
|
650
|
650 - Nilai
Jual Gandum
= 650 – 500
= 150
|
Roti
|
1000
|
1000 – Nilai Jual Tepung
= 1000 – 650
= 350
|
2.
Pendekatan Pengeluaran, merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh
seluruh rumah tangga ekonomi (rumah tangga, perusahaan, pemerintah
dan masyarakat luar negri) di suatu negara selama satu tahun.
Rumus :
Y = C + I + G +
(X – M)
Keterangan :
Y = Pendapatan
Nsional
C = Konsumsi
Rumah Tangga Konsumen
I = Konsumsi Rumah Tangga Industri
G = Konsumsi
Rumah Tangga Pemerintah
X = Ekspor M = Impor
Contoh :
1. Pendapatan yang diperoleh masyarakat
dalam suatu prekonomian sebagai berikut :
Upah dan gaji Rp. 15.000.000,-
Sewa tanah Rp. 9.250.000,-
Konsumsi Rp. 18.000.000,-
Pengeluaran pemerintah Rp. 14.000.000,-
Investasi Rp. 4.500.000,-
Ekspor Rp. 12.500.000,-
Upah dan gaji Rp. 15.000.000,-
Sewa tanah Rp. 9.250.000,-
Konsumsi Rp. 18.000.000,-
Pengeluaran pemerintah Rp. 14.000.000,-
Investasi Rp. 4.500.000,-
Ekspor Rp. 12.500.000,-
Impor Rp. 7.250.000,-
Jawab
:
Y = C + G + I + (X – M)
= 18.000.000 + 14.000.000 + 4.500.000 + (12.500.000 – 7.250.000)
= Rp. 39.750.000,-
= 18.000.000 + 14.000.000 + 4.500.000 + (12.500.000 – 7.250.000)
= Rp. 39.750.000,-
3.
Pendekatan
Pendapatan (Income a product) adalah
suatu pendekatan dimana pendapatan nasional diperoleh dengan cara menjumlahkan dari seluruh penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima
oleh pemilik factor produksi dalam suatu negara selama satu periode.
Rumus :
Y = R + W + I + P
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
R = Rent (Sewa)
W = Wage (Upah)
I = Interest (Bunga
Modal)
P = Profit
(Laba)
Contoh :
Diketahui data pendapatan nasional :
1. Bunga Modal
Rp. 2.000.000,-
2. Laba Usaha
Rp. 3.000.000,-
3. Konsumsi
Pemerintah Rp. 3.000.000,-
4. Investasi
Rp. 2.000.000,-
5. Gaji
Karyawan Rp. 500.000,-
6. Sewa Tanah
Rp. 1.500.000,-
7. Ekspor Rp.
700.000,-
8. Impor Rp.
5.000.000,-
Berapakah
besarnya Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan?
Jadi,
Y = R + W + I + P
=
Rp.1.500.000 + Rp.500.000 + Rp.2.000.000 + Rp.3.000.000,-
Y= Rp.7.000.000,-
Y= Rp.7.000.000,-
i.
Menghitung Laju Pertumbuhan
Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan nilai
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara yang sebenarnya à berdasarkan nilai Riil.
Rumus :
G =
Untuk
Menghitung PN riil =
Keterangan :
G = Laju Pertumbuhan
Contoh :
1. Suatu negara
pada tahun 2003 PNB riil 120 Trilliun, sedangkan pada tahun 2004 menjadi 126
Trilliun. Berapa tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2004?
G =
=
= 5
2. Jika jumlah
penduduk pada tahun 2003 120 juta dan meningkat 122 juta pada tahun 2004.
Berapa pendapatan perkapita penduduk pada tahun 2003 dan 2004?
Pendapatan
Perkapita 2003 =
=
= 1000
Pendapatan
Perkapita 2004 =
=
=
1032, 78
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi :
1.
Faktor Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya yaitu
kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan
laut. Semakin melimpah sumber daya alam yang dimilik maka akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian
aktivitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada
percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya
Budaya yang dapat mendorong pembangunan
diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya.
Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap
anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal
Sumber daya modal berupa barang-barang modal
sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
j.
Keseimbangan Pendapatan Nasional
1.
Perekonomian 2 Sektor
Perekonomian
dua sektor disebut juga perekonomian sederhana, karena hanya terdiri atas dua
pelaku, yaitu rumah tangga konsumsi (masyarakat) dan rumah tangga produksi
(perusahaan).
Arus
Perputaran Faktor Produksi, barang dan jasa antar rumah tangga konsumsi dengan
perusahaan :
Terlihat
bahwa rumah tangga konsumen (RTK) sebagai pemilik faktor-faktor produksi berupa
tanah, tenaga kerja, modal dan kewirausahaan. Penawaran faktor produksi
oleh rumah tangga ini akan bertemu dengan permintaan faktor produksi oleh
perusahaan. Interaksi ini terjadi di pasar faktor produksi. Sedangkan di pasar
barang, terjadi interaksi antara perusahaan sebagai penghasil barang dan jasa
dengan konsumen sebagai pengguna barang dan jasa. Sehingga terjadi hubungan
yang saling menguntungkan satu sama lain. Dalam diagram juga terlihat arus
aliran uang dari dan ke masing-masing rumah tangga. RTK menerima upah, sewa,
bunga dan keuntungan dari perusahaan sebagai balas jasa atas penyerahan faktor
produksi. Perusahaan menerima uang pembayaran atas barang dan jasa yang dibeli.
Rumus :
Y
=
Contoh :
Dimisalkan
dalam milyar, fungsi konsumsi C = 20 + 0,75y dan besarnya investasi 10, maka
berapakah besarnya pendapatan nasional?
Maka, Y
=
= = 120 M
2.
Perekonomian 3 Sektor
Perekonomian
tiga sektor terdiri atas rumah tangga konsumen, rumah tangga produsen, dan
pemerintah. Peran pemerintah di sini adalah sebagai pengatur, sebagai produsen,
sekaligus sebagai konsumen.
Anak panah
yang menuju ke kotak pemerintah berarti penerimaan pemerintah. Penerimaan
pemerintah tersebut berupa pajak, misalnya pajak penghasilan, pajak pertambahan
nilai, serta pajak bumi dan bangunan. Selain itu, pemerintah juga menggunakan
faktor produksi dan barang serta jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan ekonomi
pemerintahan. Anak panah yang menuju ke rumah tangga, pasar faktor produksi,
perusahaan, serta pasar barang dan jasa berarti pengeluaran pemerintah.
Pengeluaran pemerintah tersebut dapat berupa gaji, pembuatan prasarana,
subsidi, serta pembelian barang dan jasa.
Rumus :
Y =
Keterangan :
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Investasi
Tx = Pajak
Tr = Transfer
Contoh :
Dimisalkan dalam milyar, C = 20 +
0,75y, investasi 10, besarnya pengeluaran pemerintah 8, pajak sebesar 6 dan
transfer sebesar 5. Berapakah pendapatan nasionalnya?
Maka, Y =
=
= 149 M
3.
Perekonomian 4 Sektor
Perhitungan pendapatan
keseimbangan 4 sektor terdiri
dari variabel konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX)
pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
Rumus :
Y =
Keterangan :
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Investasi
Tx = Pajak
Tr = Transfer
X = Ekspor
M = Impor
Contoh :
1.
Dimisalkan
dalam milyar rupiah fungsi konsumsi C = 20 + 0,75Y. Besarnya investasi 10,
pengeluaran pemerintah 8, pajak 6, pembayaran transfer 5, ekspor 4 dan impor 3.
Maka berapa besarnya pendapatan nasional?
Maka, Y =
=
= 153 M
k.
Faktor yang Mempengaruhi Konsumsi dan
Tabungan
1.
Tingkat
Pendapatan
Pendapatan berpengaruh pada pola
konsumsi masyarakat. Jumlah penapatan yang rendah yang hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok tidak memungkinkan untuk ditabung, karena seluruh
pendapatan akan digunakan untuk konsumsi. Antara pendapatan, konsumsi dan
tabungan cenderung berhubungan positif.
2. Kekayaan yang Terkumpul
Bila suatu rumah tangga telah memiliki
kekayaaan yang cukup atau berlebih, hasil dari bekerja atu mendapat warisan
maka rumah tangga tersebut cenderung kurang aktif menabung dan lebih aktif
melakukan konsumsi. Tetapi, bila suatu rumah tangga belum memilik kekayaan yang
cukup maka rumah tangga tersebut cenderung lebih aktif enabung agar memiliki sejumlah kekayaan yang
dinginkan.
3.
Tingkat
Bunga
Bila suku bunga tinggi, masyarakat
lebih uka menabung dan akan mengurangi konsumsi, karena, dengan suku bunga yang
tinggi masyarakat akan memperoleh jumlah bunga yang besar.
4.
Sikap
Hemat
Pada masyarakat
yg lebih suka menabung (APC dan MPC lebih kecil) dan sebaliknya yang suka
konsumsi (APC dan MPC besar).
5.
Kondisi
Perekonomian
Bila perekonomian dalam keadaan baik,
stabil dan tidak banya pengangguran maka masyarakat cenderung aktif melakukan
konsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila perekonomian dalam keadaan
buruk, tidak stabil dan terdapat banyak pengangguran maka masyarakat cederung
berhati-hati dan mengurangi konsumsi, serta lebih memprioritskan menabung untuk
menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk.
6.
Distribusi
Pendapatan
Pada masyarakat yang distribusi
pendapatannya tidak merata, jumlah tabungan umumnya lebih banyak. Karena
distribusi pendapatan yang tidak merata mengakibatkan sebagian masyarakat
memperoleh pendapatan yang tinggi, sedangkan sebagian yang lain memperoleh
pendapatan yang rendah yang hanya cukup untuk konsumsi.
Masyarakat yang berpendapatan tinggi
cenderung suka menabung sehingga jumlah tabungan menjadi banyak. Adapun pada
masyarakat yang distribusi pendapatannya lebih merata, jumlah tabungan
relatif lebih sedikitkarena hampir
seluruh masyarakat senang berkonsumsi.
7.
Dana
Pensiun
Bila pemerintah suatu negara
memberikan dana pensiun yang tinggi maka para pegawai cenderung senang
berkonsumsi dan kurang aktif menabung. Sebaliknya, bila dana pension rendah,
para pegawai cenderung lebih aktif menabung untuk mempersiapkan hari tua.
l.
Tingkat Investasi dan Faktor yang
Mempengaruhi
Invetasi adalah pengeluaran untuk
membeli barang-barang modal (seperti mesin-mesin) dan perlengkapan-perlengkapan
produksi untuk menambah kemampuan produksi barang dan jasa. Dengan adanya
investasi, jumlah barang modal dan perlengkapan produksi akan bertambah.
Pertambahan ini akan menambah kemampan perekonomian dalam memproduksi barang
dan jasa, sehingga barang dan jasa turut bertambah.
-
Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Investasi :
1.
Tingkat
Keuntungan yang Diramalkan akan Diperoleh
Semakin besar tingkat keuntungan yang
diramalkan akan diperoleh maka akan semakin tinggi investasi yang ditanamkan.
Sebaliknya, semakin rendah tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh
akan semakin rendah investasi yang ditanam.
2. Tingkat
Bunga
Suku bunga merupakan
faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar
investasi dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan
mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka
ia akan mealkukan investasi.
3. Ramalan Ekonomi di Masa Mendatang
Bila keadaan
perekonomian di masa yang akan mendatang diramalkan sangat baik, maka akan
banyak investasi. Namun sebaliknya, bila keadaan perekonomian diramalkan buruk,
maka investasi akan menurun.
4. Kemajuan
Teknologi
Semakin banyak
teknologi-teknologi baru yang ditemukan, akan semakin banyak pula kesempatan
bagi pengusaha untuk menggunakan teknologi baru tersebut dalam proses produksi.
Untuk melaksanakan proses produksi dengan teknologi baru, pengusaha harus
membeli mesin-mesin baru. Yang berarti pengusaha harus melakukan investasi.
Dengan demikian, semakin tinggi kemajuan teknologi, semakin tinggi pula jumlah
investasi.
5. Tingkat
Pendapatan Nasional
Pendapatan Nasional
yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat. Pendapatan masyarakat yang
besar akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Peningkatan
permintan terhadap barang dan jasa akan mendorong investor untuk melakukan
investasi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendapatan
nasional akan diiringi dengan investasi yang tinggi.
6. Keuntungan
yang Diperoleh Perusahaan
Semakin besar
keuntungan yang diperoleh perusahaan akan memberi kesempatan yang lebih banyak
kepada pengusaha untuk memperluas usaha. Dalam rangka memperluas usaha maka
perlu dilakukan investasi. Dengan demikian, semakin besar keuntungan perusahaan
akan semakin besar jumlah investasi.
m.
Hubungan
Investasi, Keuntungan dan Tingkat Bunga
Prinsip Investasi à
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman dan
sebaliknya akan menabung apabila keuntungan lebih kecil dari suku bunga.
Investasi untung
apabila nilai sekarang dari pendapatan disposible lebih besar dari nilai
sekarang modal yang diinvestasikan.
Rumus :
NS = + ……. +
Keterangan :
NS = Nilai Sekarang
Y = Keuntungan
r = Suku bunga
n.
Macam –
macam Investasi
1. Investasi
Otonom (Autonomous
Investment)
Adalah
investasi yang tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan dalam pendapatan
nasional maupun tingkat bunga. Jadi, tinggi rendahnya pendapatan nasional tidak
menentukan jumlah investasi yang dilakukan oleh perusahaan.
2. Investasi
Terpengaruh
Adalah
investasi yang didorong oleh adanya perubahan pendapatan nasional. Jika
pendapatan nasional naik investasi juga akan naik, jika pendapatan nasional
turun maka investasi juga menurun. Peningkatan pendapatan nasional diikuti
kenaikan investasi karena kenaikan pendapatan nasional akan membawa serta
kenaikan konsumsi, sehingga produksi dan investasi juga bertambah.
Keseimbangan dalam
perekonomian terjadi apabila:
1. Y = C + I, yaitu pendapatan nasional sama dengan konsumsi ditambah
investasi.
2. I = S, yaitu investasi sama dengan tabungan.
o.
Pajak
Pajak
adalah pungutan wajib yang dibayar rakyat untuk negara dan akan digunakan untuk
kepentingan pemerintah dan masyarakat umum.
Jenis-jenis Pajak:
a.
Berdasarkan
Sistem Pemungutannya :
1. Pajak
Langsung adalah pajak yang pembayarannya harus ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.
Contoh : PPh, PBB.
Contoh : PPh, PBB.
2. Pajak
Tidak Langsung adalah pajak yang pembayarannya dapat dialihkan kepada pihak
lain.
Contoh : Pajak
Penjualan, PPN, PPn-BM, Bea Materai dan Cukai.
b.
Berdasarkan
Bentuknya :
1. Pajak
Regresif adalah sistem pajak yang persentase pungutan pajaknya menurun apabila
pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi.
Contoh : Pajak
Fiskal orang yang pergi ke luar negri, pajak impor dan penjualan.
2. Pajak
Proporsional adalah persentase pungutan pajak tetap untuk semua tingkatan pendapatan.
3.
Pajak Progresif : pajak yang persantasenya bertambah
dengan meningkatnya pendapatan.
Pengaruh Pajak terhadap Konsumsi dan Tabungan:
Akibat pajak à Pendapatan disposible lebih kecil
Yd = Y – T à Menyebabkan pengurangan konsumsi dan tabungan
1.
Pajak
yang dipungut akan mengurangi Yd sebesar pajak yang dipungut
2.
Penurunan
Yd akan menyebabkan penurunan konsumsi dan tabungan
Terdapat 2 situasi :
1.
Tidak
dikenakan pajak
2.
Dikenakan
pajak tetap
Rumus :
Pendapatan disposibel
(Yd) = Y – T
Konsumsi (C) = a + bYd
Tabungan = - a + (1-b)
Yd
p.
Uang dan Perbankan
1. Pengertian
Uang
Uang dapat diartikan sebagai suatu benda atau
barang yang dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk melakukan
pembelian barang, jasa dan untuk pembayaran hutang.
Suatu benda dapat
dijadikan uang apabila memenuhi beberapa syarat, diantaranya:
-
Dapat
diterima dan digemari masyarakat
-
Tahan
lama dan tidak mudah rusak
-
Mudah
disimpan dan mudah dibagi tanpa mengurangi nilai
-
Dalam
jangka waktu tertentu nilainya relative stabil
Fungsi Uang :
1. Fungsi
Asli :
-
Alat
Tukar, karena dengan sejumlah uang yang mencukupi, orang dapat memperoleh
berbagai jenis benda dan jasa yang dikehendaki, sekaligus memperlancar
perdagangan dan arus barang.
-
Alat
Satuan Hitung, dengan uang setiap benda dan jasa dapat dihitung satuan
nilainya.
2. Fungsi
Turunan :
-
Alat pembayaran
yang hah
-
Alat
penyimpan nilai
-
Alat pemindah
kekayaan
-
Alat standar
pembayaran yang sah dimasa mendatang
Jenis Uang dan
Nilai Mata Uang :
Jenis Uang:
-
Uang
Kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat
dalam melakukan transaksi jual-beli sehari-hari (common money)
-
Uang
Giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan
(deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Contohnya, cek.
Nilai mata uang dapat dibedakan atas
nilai nominal, nilai intrinsik dan nilai riil :
1. Nilai Nominal, adalah
nilai yang tertulis dalam mata uang
2. Nilai Intrinsik, adalah
nilai bahan baku untuk membuat uang
3. Nilai Riil, adalah
nilai uang yang dapat ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa.
Berdasarkan lembaga yang mengeluarkan uang :
1.
Uang Kartal, adalah uang yang dikeluarkan oleh pemerintah/bank sirkulasi
2.
Uang Giral, adalah tagihan/rekening pada suatu bank yang sewaktu-waktu dapat
digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dengan perantar cek, giro dan
telegraphic transfer.
Hal
yang Membedakan Uanng Kartal dan Uang Giral :
Uang
Kartal :
1. Sifat berlakunya setiap orang harus memiliki
2. Beredar di seluruh masyarakat
3. Berwujud uang kertas dan uang logam
4. Dikeluarkan oleh Bank Indonesia
Uang
Giral :
1. Sifat berlakunya orang boleh menolak
2. Beredar di kalangan tertentu
3. Berwujud cek, giro, bilyet, rekening dan tabungan
4. Dikeluarkan oleh Bank Umum
2.Kurs
Valuta Asing
Kurs Valuta Asing adalah perbandingan nilai tukar mata uang
suatu negara dengan negara lain. Nilai kurs terbagi atas:
1. Kurs Jual adalah harga jual valuta asing oleh
bank atau money changer
2. Kurs Beli adalah kurs yang diberlakukan bank
apabila bank membeli valuta asing
3. Pengertian
Bank
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Klasifikasi
Bank :
Azas,
Fungsi dan Tujuan Bank :
1. Azas bank adalah demokrasi ekonomi dengan
menggunakan prinsip kehati-hatian.
2. Fungsi utama bank adalah sebagai penghimpun
dan penyalur dana kepada masyarakat
3.
Tujuan bank
adalah menunjang pelaksanaan pembangunan ke arah peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Produk Bank :
1. Tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan /atau
alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
2. Deposito
atau yang sering juga disebut sebagai deposito berjangka, merupakan produk bank
sejenis jasa tabungan yang biasa ditawarkan kepada masyarakat. Dana dalam
deposito dijamin oleh pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan
persyaratan tertentu.
3. Simpanan
Giro, merupakan suatu istilah untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan
kebalikan dari sistem cek, berupa surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah
uang dari rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut.
4. Kartu
Kredit, Suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit,
yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem
tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit di mana penerbit kartu
kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari rekening. Kebanyakan
kartu kredit memiliki bentuk dan ukuran yang sama, seperti yang
dispesifikasikan oleh standar ISO 7810.
5. ATM
(Automated Teller Machine), Sebuah alat elektronik yang mengijinkan nasabah
bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu
dilayani oleh seorang "teller" manusia
Tugas Pokok Bank
Adapun tugas pokok bank terbagi atas :
a. Tugas Pokok Bank Sentral
- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem
pembayaran
- Mengatur dan mengawasi kerja bank-bank
b. Tugas Bank Umum
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka dan tabungan
- Memberi kredit
- Menerbitkan surat pengakuan utang
- Membeli, menjual, atau meminjam atas resiko
sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah
- Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan
bank sepanjang tidak bertentangan dengan
undang-undang.
c. Tugas
Bank Perkreditan Rakyat
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
berupa deposito berjangka, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan
itu
- Memberikan kredit
- Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan
prnsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
- Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank
Indonesia, deposito berjangka, sertifikat deposito, atau tabungan pada bank
lain
Lembaga Keuangan Bukan Bank :
a. Lembaga
pembiayaan pembangunan, lembaga perantara penerbitan dan perdagangan surat - surat
berharga, yaitu lembaga yang menghimpun dana dari dalam dan luar negri.
Misalnya PT. UPINDO (PT. Usaha Pembiayaan Pembangunan Indonesia), PT. Danareksa
b. Asuransi
adalah suatu jasa keuangan yang melakukan penghimpunan dana masyarakat melalui pengumpulan
premi asuransi. Contoh jenis usaha asuransi asuransi kerugian dan asuransi jiwa
c. Leasing
atau sewa guna usaha adalah setiap pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala.
d. Pegadaian
adalah lembaga keuangan bukan bank yang diberi izin untuk memberikan pinjaman
kepada perorangan, di mana besarnya pinjaman ditentukan berdasarkan nilai
barang jaminan yang diserahkan.
e. Pasar
Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya, dan lembaga profesi yang berkaitan dengan
efek. Istilah lain bagi pasar modal adalah bursa efek. Adapun efek artinya
surat-surat berharga. Di dalam pasar modal, barang yang diperdagangkan tidak
seperti pada pasar barang seperti baju, sepatu, tas, tetapi barang yang
diperdagangkan berupa surat-surat berharga. Surat-surat berharga yang
diperjualbelikan di pasar modal disebut instrumen pasar modal. Instrumen di
pasar modal dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu saham, obligasi, dan
derivatif.
q. Inflasi
Suatu gejala/keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami
kenaikan dalam waktu yang panjang serta tidak penah dapat dihilangkan dengan
tuntas. Usaha-usaha yang dilakukan biasanya hanya sampai sebatas mengurangi dan
mengendalikannya. Jika kenaikan harga hanya bersifat sementara maka tidak
dianggap sebaai inflasi.
Penyebab
Inflasi :
1. Jumlah uang
yang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan
2. Kenaikan
permintaan dan kenaikanbiaya produksi
Macam-macam Inflasi :
1. Inflasi
karena kenaikan permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi
karena adanya kenaikan permintaan untuk beberapa jenis barang. Dalam hal ini,
permintaan masyarakat meningkat secara agregat. Peningkatan permintaan terjadi
karena peningkatan belanja pada pemerintah, peningkatan permintaan akan barang
untuk diekspor, dan peningkatan permintaan barang bagi kebutuhan swasta.
Kenaikan permintaan masyarakat (aggregate demand) ini mengakibatkan harga-harga
naik karena penawaran tetap.
2. Inflasi
karena biaya produksi
Inflasi
karena adanya kenaikan biaya produksi disebabkan akibat kenaikan harga-harga
bahan baku, keberhasilan serikat buruh dalam menaikan upah, atau kenaikan harga
bahan bakar minyak.
3. Inflasi
karena jumlah uang yang beredar bertambah
Bila jumlah
barang tetap, sedangkan uang yang beredar bertambah maka harga akan naik.
Penambahan jumlah uang yang beredar dapat terjadi jika pemerintah memakai
sistem anggaran defisit. Kekurangan anggaran ditutup dengan pencetakan uang
baru yang mengakibatkan harga-harga naik.
Jenis-jenis
Inflasi :
1.
Inflasi Rendah (Creeping Inflation),
merupakan inflasi yang jumlah besarnya <10% per tahun. Belum begitu mengganggu
keadaan ekonomi. Inflasi ini dapat dikendalikan dan belum menimbulkan krisis.
2.
Inflasi
Menengah (Galloping Inflation), merupakan inflasi yang berkisar 10-30%. Inflasi
ini bisa menurunkan kesejahteraan orang-orang yang berpenghasilan tetap.
3.
Inflasi
Tinggi (Hight Inflation), merupakna inflasi yang berkisar 30-100% per tahun.
Inflasi ini dapat mengacaukan kondisi perekonomian
4.
Inflasi
Sangat Tinggi (Hyperinflation), merupakan inflasi yang berkisar >100% per
tahun. Inflasi ini sudah mengacaukan kondisi perekonomian dan sulit untuk
dikendalikan.
Sumber Inflasi :
1.
Inflasi
yang bersumber dari luar negri : inflasi ini terjadi karena ada kenaikan harga
di luar negri.
2.
Inflasi
yang bersumber dari dalam negri : inflasi yang bersumber dari dalam negri dapat
terjadi karena pencetakan uang baru oleh pemerintah atau penerapan anggaran
defisit.
Dampak
Inflasi dan Cara Mengendalikan Inflasi :
1.
Dampak Inflasi terhadap Pendapatan :
Inflasi dapat mengubah pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan. Pada beberapa kondisi (kondisi inflasi lunak),
inflasi dapat mendorong perkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para
pengusaha memperluas produksinya.
2.
Dampak Inflasi terhadap Ekspor
: daya saing untuk barang ekspor berkurang, terjadi karena harga barang ekspor
semakin mahal. Inflasi dapat menyulitkan para eksportir dan negara. Negara
mengalami kerugian karena daya saing barang ekspor berkurang, yang
mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Devisa yang diperoleh juga semakin
kecil.
3.
Dampak Inflasi terhadap Minat
Orang untuk Menabung : Pada masa inflasi, pendapatan rill para penabung
berkurang karena jumlah bunga yang diterima pada kenyataannya berkurang karena
laju inflasi.
4.
Dampak Inflasi terhadap Kalkulasi Harga
Pokok : Keadaan inflasi menyebabkan perhitungan untuk menetapkan harga pokok
dapat terlalu kecil
atau bahkan terlalu besar. Keadaan inflasi ini dapat mengacaukan perekonomian,
terutama untuk produsen.
Cara
Mengendalikan Inflasi :
1.
Kebijakan
Moneter
a. Kebijakan Penetapan Persediaan Kas
Bank sentral dapat mengambil kebijakan
untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang
beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Dengan
mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.
b. Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral
dapat menerapkan kebijakan diskonto dengan cara meningkatkan nilai suku bunga.
Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong untuk menabung. Dengan demikian,
diharapkan jumlah uang yang beredar dapat berkurang sehingga tingkat inflasi
dapat ditekan.
c. Kebijakan
Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral mengurangi jumlah uang
yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang
Negara (SUN). Semakin banyak jumlah surat-surat berharga yang terjual, jumlah
uang beredar akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2.
Kebijakan
Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk mempengaruhi
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat
inflasi. Kebijakan itu antara lain :
a. Menghemat
pengeluaran pemerintah: Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi
pengeluaran, sehingga permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada
akhirnya dapat menurunkan harga.
b. Menaikkan tarif
pajak: Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Naiknya
tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi.
Pengurangan tingkat konsumsi dapat mengurangi permintaan barang dan jasa,
sehingga harga dapat turun.
3.
Kebijakan
Lain di Luar Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
a. Meningkatkan
produksi dan menambah jumlah barang di pasar à lewat subsidi pada perusahaan
b. Menambah jumlah
barang yang beredar, pemerintah juga dapat melonggarkan keran impor. Misalnya,
dengan menurunkan bea masuk barang impor.
c. Menetapkan
harga maksimum untuk beberapa jenis barang: Penetapan harga tersebut akan
mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi dapat dikurangi/ditekan.
Teori-teori Penyebab Inflasi :
1.
Teori
Kuantitas
Tingkat harga
ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Harga akan naik jika ada penambahan
uang yang beredar.
2.
Teori
Struktural
Teori ini menyorot penyebab inflasi
dari segi struktural ekonomi yang kaku. Produsen tidak dapat mengantisipasi
cepat kenaikan permintaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk. Permintaan
sulit dipenuhi ketika ada kenaikan jumlah penduduk.
DAFTAR PUSTAKA
Case,
K.E. dan R.C. Fair. 2004. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Edisi Lima. PT Indeks,
Jakarta.
Eko, Yuli. 2009. Ekonomi
1 : Untuk SMA dan MA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mulyati,
S. Nur, Mahfudz dan A. Permana. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Sekolah Menengah Atas
Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Komentar
Posting Komentar